Menteri Luar Negeri Turkiye, Hakan Fidan, dijadwalkan menyoroti komitmen Turkiye terhadap multilateralisme dan kerja sama regional selama Pertemuan Trilateral Kemitraan Dialog Sektoral Turkiye-ASEAN ke-7, yang berlangsung di sela-sela Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-58 di Kuala Lumpur pada 10–11 Juli.

Fidan diperkirakan akan menekankan bahwa kawasan Asia-Pasifik berada di pusat tantangan geopolitik, ekonomi, dan lingkungan saat ini, serta menegaskan dukungan Turkiye terhadap multilateralisme yang efektif dalam menghadapi isu-isu tersebut.

Ia juga akan menegaskan kembali prioritas Ankara terhadap kerja sama, inklusivitas, dan dialog dengan negara-negara regional melalui inisiatif “Asia Anew” yang diusungnya.

Dalam sesi trilateral yang akan dipimpin bersama oleh Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, Fidan akan memaparkan kesiapan Turkiye untuk berkontribusi di bidang seperti tanggap bencana, kejahatan lintas negara, pembangunan, ketahanan perdagangan, pengentasan kemiskinan, dan keamanan pangan.

Ia juga diperkirakan akan membahas sikap diplomatik prinsipil Turkiye terhadap krisis global, termasuk perang di Ukraina dan Gaza, serta menyoroti ancaman yang semakin meningkat akibat agresi Israel terhadap perdamaian regional dan global.

Dengan menekankan pentingnya solusi dua negara untuk isu Palestina, Fidan akan menyerukan upaya kolektif yang lebih kuat dalam menghadapi mekanisme global yang kurang efektif dan membagikan kontribusi konkret yang dapat ditawarkan Turkiye.

Selain pertemuan trilateral, Fidan juga dijadwalkan mengadakan diskusi bilateral dengan rekan-rekannya di sela-sela pertemuan menteri ASEAN yang lebih luas.

Fidan terakhir kali berpartisipasi dalam pertemuan trilateral yang diadakan di Vientiane (Laos) pada Juli 2024 sebagai bagian dari Pertemuan Menteri Luar Negeri ke-57.

Pertemuan trilateral ini diadakan antara Menteri Luar Negeri negara mitra dialog sektoral, Menteri Luar Negeri Ketua ASEAN yang sedang menjabat, dan Sekretaris Jenderal ASEAN.

TerkaitTRT Global - Negara-negara Asia Tenggara akan menyatakan 'kekhawatiran' atas tarif AS

Kemitraan yang berkembang

Turkiye mengambil langkah pertama menuju hubungan formal dengan ASEAN pada tahun 2010 dengan bergabung dalam Perjanjian Mitra dan Kerja Sama. Turkiye menjadi mitra dialog sektoral pada tahun 2017, dan hubungan tersebut terus berkembang melalui proyek kolaboratif dan koordinasi kebijakan.

Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan ini semakin diperkuat dengan diperbaruinya dokumen Practical Cooperation Areas — yang berfungsi sebagai rencana aksi kemitraan — untuk mencakup periode 2024–2028. Turkiye secara resmi mengajukan status Kemitraan Dialog Penuh pada tahun 2024, yang merupakan tingkat kemitraan tertinggi yang tersedia bagi negara-negara non-regional.

ASEAN, yang menjadi rumah bagi hampir 690 juta orang dan mewakili 9 persen populasi dunia, adalah ekonomi terbesar kelima di dunia dengan PDB gabungan sebesar $3,95 triliun. ASEAN memainkan peran sentral yang diakui dalam memastikan perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan Asia-Pasifik.

Volume perdagangan Turkiye dengan ASEAN meningkat dari $6,5 miliar pada tahun 2010 menjadi $15,7 miliar pada tahun 2024, sementara kerja sama telah berkembang ke bidang seperti investasi, pendidikan, manajemen bencana, pertanian, urusan maritim, pembangunan berkelanjutan, dan transformasi hijau.

Melalui inisiatif “Asia Anew” dan kehadirannya di semua 10 negara anggota ASEAN melalui kedutaan besar, Turkiye bertujuan untuk semakin memperdalam keterlibatan institusional dan strategis dengan kawasan ini.