China telah mengkritik Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) yang sebelumnya "terkenal" karena dianggap "melanggar prinsip dasar dalam dunia spionase" dengan merekrut warga asing untuk melakukan kegiatan mata-mata, menurut media yang dikelola negara.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Kementerian Keamanan Negara China menuduh CIA berupaya menahan laju China dengan terus-menerus melakukan pencurian intelijen, infiltrasi, dan sabotase terhadap Beijing.

"Baru-baru ini, Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat memposting video rekrutmen dalam bahasa Mandarin di media sosial, secara terang-terangan merekrut warga negara China untuk melakukan kegiatan mata-mata. Iklan 'lowongan kerja' yang dibuat dengan sangat hati-hati ini menunjukkan logika absurd dan delusi paranoid dari badan intelijen Amerika," kata kementerian tersebut.

‘Musuh yang terkenal’

Bulan lalu, CIA meluncurkan kampanye video di media sosial yang ditujukan kepada China, menampilkan pejabat China yang beralih kesetiaan dan membocorkan rahasia kepada AS.

Kemudian, Kementerian Luar Negeri China dengan tegas mengecam CIA karena "secara terbuka menghasut" personel dan pejabat China untuk membelot dan menyatakan bahwa Beijing akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk dengan tegas melawan "infiltrasi dan sabotase" oleh kekuatan anti-China dari luar.

Kementerian Keamanan Negara China menyatakan bahwa tindakan tersebut secara serius melanggar norma-norma dasar hubungan internasional, merusak tatanan dan kepercayaan internasional, dan telah lama menjadi "musuh terkenal komunitas internasional."

Kementerian tersebut juga menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, otoritas keamanan nasional China, dengan dukungan kuat dari masyarakat, telah berhasil menghancurkan jaringan intelijen CIA di negara tersebut.

"Setiap 'pengkhianat' atau 'mata-mata' yang direkrut melalui cara publik seperti itu pasti akan terungkap oleh otoritas keamanan nasional China dan menghadapi penghakiman hukum yang adil. CIA secara alami akan semakin tenggelam dalam kegagalan," kata kementerian tersebut.