Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memerintahkan tarif tambahan sebesar 25 persen pada barang-barang India karena New Delhi terus membeli minyak Rusia, yang menjadi sumber pendapatan utama bagi perang Moskow di Ukraina.
Tarif ini, yang akan berlaku dalam tiga minggu, ditambahkan di atas bea masuk terpisah sebesar 25 persen yang mulai berlaku pada hari Kamis, menurut teks perintah eksekutif yang dirilis oleh Gedung Putih.
Perintah tersebut juga mengancam potensi sanksi terhadap negara-negara lain yang dianggap "secara langsung atau tidak langsung mengimpor minyak dari Federasi Rusia."
"Jika suatu negara asing membalas terhadap Amerika Serikat sebagai tanggapan atas tindakan ini, saya dapat mengubah perintah ini untuk memastikan efektivitas tindakan yang diperintahkan di sini," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Tarif baru terkait Rusia terhadap India akan mulai berlaku dalam 21 hari, sementara tarif 25 persen yang sudah diumumkan sebelumnya akan mulai berlaku pada hari Kamis.
Pengecualian tetap berlaku untuk barang-barang yang dikenai bea masuk khusus sektor seperti baja dan aluminium, serta kategori lain yang mungkin terkena dampak seperti farmasi.
Trump telah meningkatkan tekanan pada India setelah mengisyaratkan sanksi baru terhadap Moskow jika tidak ada kemajuan menuju kesepakatan damai dengan Kyiv pada hari Jumat, sementara invasi Rusia yang menghancurkan terhadap tetangganya yang pro-Barat terus berlanjut.
Penasihat keamanan nasional India berada di Moskow pada hari Rabu, menurut laporan media di New Delhi, bersamaan dengan kunjungan utusan AS, Steve Witkoff.
Kementerian Luar Negeri India sebelumnya menyatakan bahwa tekanan AS untuk menghentikan pembelian minyak Rusia adalah "tidak adil dan tidak masuk akal" dan bahwa India akan melindungi kepentingannya.