Kementerian Kesehatan Suriah menyatakan bahwa puluhan jenazah warga sipil dan personel keamanan ditemukan di dalam Rumah Sakit Nasional Sweida setelah kelompok bersenjata mundur dari fasilitas tersebut.
"Puluhan jenazah ditemukan di Rumah Sakit Nasional Sweida setelah penarikan kelompok-kelompok yang beroperasi di luar hukum," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa korban tewas termasuk pasukan keamanan dan warga sipil.
Menurut Kementerian Pertahanan, kelompok-kelompok tersebut telah menduduki rumah sakit dan menempatkan penembak jitu di atap-atap sekitar, menargetkan unit-unit tentara Suriah.
Menteri Kesehatan Musab al-Ali mengatakan kepada media pemerintah bahwa serangan udara Israel menghalangi konvoi medis untuk mencapai kota tersebut.
"Pesawat Israel menargetkan setiap kendaraan yang bergerak," katanya, mencatat bahwa konvoi tersebut mencakup 15 ambulans, 10 ahli bedah, dan dua truk berisi pasokan medis.
Kementerian Dalam Negeri mengonfirmasi bahwa kesepakatan gencatan senjata telah dicapai pada hari Rabu, yang akan membuat Sweida sepenuhnya kembali di bawah kendali pemerintah pusat, menurut kantor berita negara, SANA.
Gencatan senjata ini terjadi di tengah serangan Israel yang terus berlanjut di seluruh wilayah barat daya Suriah, termasuk di Damaskus, Daraa, dan Sweida.
Militer Israel mengklaim bahwa operasi tersebut bertujuan untuk melindungi minoritas Druze di negara itu.
Bentrok terjadi dalam beberapa hari terakhir antara milisi Druze dan kelompok bersenjata Badui di Sweida, yang dilaporkan dipicu oleh saling perebutan kendaraan.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan lebih dari 30 orang telah tewas dan hampir 100 lainnya terluka dalam kekerasan tersebut.