Raja Malaysia, Sultan Ibrahim Iskandar, pada hari Sabtu memerintahkan tentara untuk menghentikan rencana pembelian helikopter Black Hawk yang sudah berusia puluhan tahun, dengan menyebutnya sebagai “peti mati terbang.”
“Apakah kita ingin menempatkan pilot kita di dalam peti mati terbang? Pikirkan sendiri,” ujar Sultan Ibrahim saat parade di distrik Mersing, negara bagian Johor, untuk memperingati ulang tahun ke-60 Resimen Layanan Khusus Malaysia.
Dia memperingatkan para pemimpin militer agar tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti pada tahun 1980-an, ketika Malaysia membeli 40 pesawat A-4PTM SkyHawk bekas dari Amerika Serikat. Pesawat-pesawat tersebut memiliki tingkat layanan yang buruk dan angka kecelakaan yang tinggi.
Prioritaskan keselamatan
“Saya percaya semua ini terjadi karena kementerian pertahanan dipenuhi oleh agen atau mantan jenderal yang telah menjadi penjual. Bahkan ada perusahaan tekstil yang ingin menjual drone kepada kita,” ujar Sultan Ibrahim dalam sebuah pernyataan yang diunggah di akun media sosialnya di Facebook.
Penguasa berusia 66 tahun yang juga merupakan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Malaysia ini mendesak pihak berwenang untuk memprioritaskan keselamatan dan kebutuhan militer daripada kepentingan para perantara.
“Jangan buang waktu membeli hal-hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan militer. Jika kalian tidak tahu harga sebenarnya, tanyakan kepada saya terlebih dahulu.
“Jangan coba-coba memperdaya saya. Jika kalian tidak mau mendengarkan saya, saya tidak akan menegur kalian lagi setelah ini,” tegasnya.