Hampir 123.000 penerbangan di wilayah udara Baltik terdampak oleh gangguan sinyal navigasi yang dilakukan Rusia selama empat bulan pertama tahun 2025, menurut laporan pemerintah regional kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).
Gangguan ini, yang diungkapkan oleh penyiar Swedia SVT, menunjukkan lonjakan insiden yang membahayakan penerbangan komersial di tengah meningkatnya ketegangan antara Uni Eropa dan Moskow.
Pada bulan April saja, rata-rata 27,4 persen penerbangan di wilayah tersebut mengalami gangguan, menurut otoritas Swedia. Penyelidik melacak sumber gangguan tersebut ke Rusia.
“Kami menganggap situasi ini serius, karena kami melihat insiden gangguan terus meningkat,” kata Andreas Holmgren, kepala departemen penerbangan di Badan Transportasi Swedia, kepada SVT.
Satelit orbit rendah baru untuk memperkuat pertahanan
Kekhawatiran meningkat bulan lalu ketika dugaan gangguan dari Rusia mematikan sistem GPS pada pesawat yang membawa Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Para pilot terpaksa berputar selama hampir satu jam sebelum mendarat secara manual menggunakan peta kertas di Bandara Plovdiv, Bulgaria.
Von der Leyen sedang melakukan tur ke negara-negara anggota Uni Eropa di bagian timur, yang dianggap oleh Brussels dan NATO sebagai garis depan blok tersebut terhadap kemungkinan agresi Rusia.
Otoritas Bulgaria mengatakan Moskow berada di balik gangguan tersebut tetapi menolak untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Komisaris Pertahanan Uni Eropa Andrius Kubilius mengatakan bahwa blok tersebut akan mengerahkan satelit orbit rendah baru untuk memperkuat pertahanan dan meningkatkan deteksi gangguan GPS.