PERANG GAZA
3 menit membaca
Setidaknya 21.000 anak-anak cacat akibat perang Israel di Gaza: Komite PBB
Komite PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas mengungkap angka yang mengkhawatirkan tentang jumlah anak penyandang disabilitas di Gaza. KKomite tersebut mendesak penyaluran “bantuan kemanusiaan besar-besaran bagi penyandang disabilitas”.
Setidaknya 21.000 anak-anak cacat akibat perang Israel di Gaza: Komite PBB
Di antara anak-anak keluarga Kahil setelah serangan yang menghancurkan rumah mereka, Maaz kehilangan satu mata, saudaranya kehilangan pendengaran. / AA
4 September 2025

Setidaknya 21.000 anak di Gaza mengalami disabilitas sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023, menurut laporan sebuah komite Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu.

Sekitar 40.500 anak mengalami "cedera baru karena perang" dalam hampir dua tahun sejak perang dimulai, dengan lebih dari separuhnya menjadi penyandang disabilitas, kata Komite Hak-Hak Penyandang Disabilitas PBB.

Dalam tinjauan situasi di wilayah Palestina, komite tersebut menyatakan bahwa perintah evakuasi Israel selama serangan militer di Gaza "sering kali tidak dapat diakses" oleh orang-orang dengan gangguan pendengaran atau penglihatan, sehingga "membuat evakuasi menjadi mustahil".

Dalam konferensi pers, anggota komite Muhannad Al Azzeh memberikan contoh seorang ibu tuli di Rafah yang tewas bersama anak-anaknya karena tidak mengetahui instruksi untuk evakuasi.

"Laporan juga menggambarkan orang-orang dengan disabilitas terpaksa melarikan diri dalam kondisi yang tidak aman dan tidak bermartabat, seperti merangkak melalui pasir atau lumpur tanpa bantuan alat mobilitas," kata komite tersebut.

Pembatasan bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza secara tidak proporsional berdampak pada penyandang disabilitas, menurut komite itu.

"Orang-orang dengan disabilitas menghadapi gangguan serius dalam menerima bantuan, membuat banyak dari mereka kekurangan makanan, air bersih, atau sanitasi, dan bergantung pada orang lain untuk bertahan hidup," tambahnya.

Pembatasan bantuan untuk Gaza

Keputusan untuk memusatkan distribusi bantuan di Gaza juga telah membuat akses bagi penyandang disabilitas terhadap bantuan yang sangat dibutuhkan menjadi jauh lebih sulit, demikian peringatan komite tersebut.

Meskipun Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung oleh AS dan Israel memiliki empat titik distribusi di seluruh wilayah, sistem PBB yang telah digantikannya memiliki sekitar 400 titik distribusi.

“Kita tidak bisa mengharapkan anak-anak dengan disabilitas untuk bisa berlari dan pergi ke pos bantuan,” kata Azzeh.

“Itulah mengapa salah satu rekomendasi utama kami adalah agar anak-anak dengan disabilitas menjadi prioritas utama dalam bantuan kemanusiaan,” ujarnya.

Hambatan fisik, seperti puing-puing perang dan hilangnya mobilitas, juga menghalangi orang-orang untuk mencapai titik-titik bantuan yang telah dipindahkan.

Komite tersebut menyatakan bahwa 83 persen penyandang disabilitas kehilangan alat bantu mereka, dengan sebagian besar tidak mampu membeli alternatif seperti gerobak keledai.

Komite tersebut juga menyatakan keprihatinannya bahwa perangkat seperti kursi roda, alat bantu jalan, tongkat, bidai, dan prostetik dianggap sebagai "barang dengan kegunaan ganda" oleh otoritas Israel dan karenanya tidak termasuk dalam pengiriman bantuan.

Komite menyerukan pengiriman "bantuan kemanusiaan besar-besaran kepada penyandang disabilitas" yang terdampak perang.

Komite tersebut menyebutkan bahwa setidaknya 157.114 orang mengalami cedera, dengan lebih dari 25 persen berisiko mengalami gangguan seumur hidup, sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023 hingga 21 Agustus tahun ini.

Terdapat "setidaknya 21.000 anak dengan disabilitas di Gaza akibat gangguan yang dialami sejak 7 Oktober 2023," tambahnya.

Komite tersebut mendesak Israel untuk mengadopsi langkah-langkah khusus guna melindungi anak-anak dengan disabilitas dari serangan, serta menerapkan protokol evakuasi yang mempertimbangkan kebutuhan penyandang disabilitas.

Israel juga harus memastikan bahwa penyandang disabilitas "diizinkan kembali ke rumah mereka dengan aman dan dibantu dalam melakukannya," tambahnya.

SUMBER:AFP
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us