Amerika Serikat telah mengakui adanya “kesalahan” dalam pelaksanaan perjanjian dagangnya dengan Jepang dan berjanji untuk memperbaikinya, menurut pernyataan negosiator tarif utama Jepang, seperti dilaporkan oleh Kyodo News Agency pada hari Jumat.
Ryosei Akazawa, yang berada di Washington untuk mengadakan pertemuan dengan pejabat Amerika, mengatakan bahwa AS telah berjanji untuk mengembalikan pajak impor yang telah dipungut akibat kesalahan tersebut.
Akazawa telah bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Menteri Keuangan Scott Bessent di Washington setelah tiba pada Selasa malam, dengan tujuan untuk mempercepat pengurangan tarif otomotif sesuai dengan perjanjian dagang bilateral terbaru antara kedua negara.

Masalah terbesar yang dipertaruhkan adalah apakah tarif sebesar 15 persen yang ditetapkan oleh Presiden Donald Trump untuk impor dari Jepang akan ditambahkan di atas tarif lain yang sudah ada, menurut laporan dari agensi tersebut.
Pada hari Kamis, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba juga mendesak Trump untuk mengubah perintah eksekutifnya terkait tarif baru yang lebih tinggi dari Washington.
Berdasarkan perjanjian dagang tersebut, Jepang telah berjanji untuk meningkatkan investasi di AS sebagai bagian dari inisiatif senilai $550 miliar, sementara AS juga akan mengurangi tarifnya untuk mobil impor dari Jepang menjadi 15 persen dari tarif saat ini sebesar 27,5 persen.
Namun, kapan tarif baru tersebut akan berlaku masih belum jelas.
Dengan sektor otomotif sebagai pilar utama ekonomi Jepang, tarif yang lebih tinggi dalam jangka waktu lama dapat merugikan produsen mobil besar seperti Toyota dan Honda, yang sangat bergantung pada pasar Amerika.