Xi, Putin, dan harapan hidup 150 tahun: Apakah sains sudah sampai ke sana?
Xi, Putin, dan harapan hidup 150 tahun: Apakah sains sudah sampai ke sana?
Sejumlah penelitian terbaru menunjukkan manusia bisa menambah 10 sampai 20 tahun sehat dalam usia hidupnya. Namun, menggandakannya hingga 150 tahun masih terasa sulit tercapai.
5 jam yang lalu

Dari kaisar China kuno yang mencari ramuan keabadian hingga penjelajah Spanyol di Abad Pertengahan yang memburu “Fountain of Youth” di benua Amerika, manusia selama ribuan tahun tak henti mengejar mimpi untuk hidup jauh melampaui batas alamiah.

Maju ke September 2025, ketika Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin menarik perhatian lewat percakapan tentang umur panjang yang tertangkap mikrofon di sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).

Kedua pemimpin itu membicarakan terobosan ilmiah, seperti transplantasi organ, yang menurut mereka bisa menggandakan harapan hidup manusia hingga 150 tahun.

“Dulu, jarang ada orang berumur di atas 70, dan kini mereka bilang usia 70 masih seperti anak-anak,” ujar penerjemah Xi yang berusia 72 tahun dalam bahasa Rusia.

“Prediksi menunjukkan, di abad ini, ada kemungkinan manusia bisa hidup hingga 150 tahun,” tambahnya.

Namun, apakah dunia di mana usia 150 menjadi “80 yang baru” benar-benar mungkin tercapai? Atau ini sekadar kelanjutan dari obsesi manusia sejak lama untuk menaklukkan kematian?

Dalam beberapa dekade terakhir, pencarian umur panjang bergeser dari mitos ke arus utama. Ikon pop Michael Jackson pernah bermimpi hidup hingga 150 tahun, sebuah keinginan yang kini sejalan dengan para miliarder yang menggelontorkan dana besar ke riset anti-penuaan.

Calico Labs yang didukung Google dan Altos Labs yang didanai Jeff Bezos berada di garis depan, dengan investasi miliaran dolar untuk menemukan cara memperlambat atau menghentikan proses penuaan. Kehadiran start-up besar semacam ini mencerminkan perubahan budaya: umur panjang bukan lagi fantasi, melainkan upaya ilmiah yang dibiayai para konglomerat dengan kantong terdalam di dunia.

Namun pertanyaannya: apakah kita benar-benar dekat dengan kehidupan 150 tahun?

Menurut studi 2024, harapan hidup di populasi dengan umur terpanjang di dunia hanya naik 6,5 tahun antara 1990 dan 2019. Studi itu menyimpulkan bahwa 15 persen perempuan dan lima persen laki-laki dari satu generasi di banyak negara abad ini bisa mencapai usia 100 tahun—dan itu sudah dianggap “optimistis.”

Meski begitu, tokoh optimistis seperti David Sinclair dari Universitas Harvard berpendapat penemuan baru dapat membuat anak-anak hari ini hidup jauh melampaui batas usia saat ini.

“Penuaan adalah penyakit, dan penyakit itu bisa diobati,” katanya.

Era lompatan ilmiah?

Dalam satu dekade terakhir, para peneliti semakin memahami mengapa manusia menua dan bagaimana intervensi medis dapat menunda kematian selama puluhan tahun.

Salah satu terobosan besar datang dari penelitian sel penuaan, yaitu sel-sel yang berhenti berkembang biak, tidak mati saat seharusnya, dan justru melepaskan zat berbahaya yang mempercepat kematian.

Ilmuwan baru-baru ini menguji obat baru pada tikus yang bekerja seperti “tim pembersih” dengan membunuh sel-sel yang rusak.

Hasilnya, tikus tetap lebih sehat dan berumur lebih panjang.

Uji coba kecil pada manusia kemudian menunjukkan obat ini bisa mengurangi jumlah sel penuaan pada tubuh manusia.

Terobosan lain datang dari epigenetic reprogramming, yakni “menyegarkan ulang” sel tua agar kembali muda. Dari 2016 hingga 2022, eksperimen dengan protein khusus bernama Yamanaka factors membuat tikus hidup 20 persen lebih lama dan bahkan memulihkan penglihatan yang hilang.

Pada manusia, studi 2021 menunjukkan pola makan sehat dan gaya hidup tertentu dapat memundurkan usia biologis sekitar tiga tahun hanya dalam delapan minggu. Alat yang disebut DNA methylation clocks, dikembangkan dalam dekade terakhir, memungkinkan ilmuwan mengukur seberapa “tua” tubuh seseorang sebenarnya, sehingga trik anti-penuaan bisa diuji lebih akurat.

Ada pula kemajuan penting dalam bidang metabolisme, yang mengatur bagaimana tubuh menggunakan energi. Senyawa bernama NMN terbukti meningkatkan energi sel tikus, membuat mereka hidup lebih lama dan sehat. Uji coba pada manusia kini sedang berlangsung.

Obat anti-penuaan rapamycin juga kian populer karena membantu sel membersihkan “sampah” dalam tubuh, menunda penyakit seperti Alzheimer pada tikus, dan memperpanjang umur mereka.

Studi lain pada 2024 menunjukkan bahwa memblokir protein bernama IL-11 dapat memperpanjang umur tikus hingga 25 persen.

Banyak penemuan semacam ini menumbuhkan harapan bahwa manusia bisa menambah 10 hingga 20 tahun sehat dalam usia rata-rata.

Namun, untuk mencapai harapan hidup 150 tahun, tantangannya masih sangat besar.

Salah satu studi bahkan memperingatkan bahwa menggandakan usia rata-rata manusia hingga 150 tahun butuh terobosan yang belum bisa kita prediksi saat ini.

Wilayah tak dikenal di depan

Selain faktor biologi, masyarakat juga harus beradaptasi besar-besaran jika rata-rata usia manusia benar-benar berlipat ganda. Ledakan populasi bisa membebani sumber daya seperti pangan, energi, dan perumahan.

Selain itu, jika hanya kalangan kaya yang mampu membeli terapi untuk menggandakan umur, dunia bisa terbelah: kaum kaya berpotensi “hidup selamanya” sementara yang lain tidak.

Terobosan ilmiah satu dekade terakhir menunjukkan manusia kini lebih dekat dari sebelumnya untuk hidup lebih panjang dan sehat. Dalam konteks itu, percakapan Xi dan Putin di KTT SCO memberi sekilas gambaran masa depan, ketika sains sekali lagi akan mendefinisikan ulang batas kemampuan manusia.

Sinclair dari Harvard mengatakan manusia lebih banyak tahu soal kesehatan mobil mereka dibanding kesehatan tubuhnya sendiri. “Itu konyol. Dan hal itu sebentar lagi akan berubah.”

SUMBER:TRT World
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us