PERANG GAZA
2 menit membaca
Ke negara-negara mana Israel akan memindahkan paksa rakyat Palestina?
PM Israel Netanyahu telah menyatakan bahwa pemerintahannya sedang bernegosiasi dengan sejumlah negara mengenai pemindahan paksa dan deportasi penduduk Gaza dari tanah mereka.
Ke negara-negara mana Israel akan memindahkan paksa rakyat Palestina?
Pengungsi Palestina di Gaza. / AA
5 jam yang lalu

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel sedang melakukan negosiasi dengan sejumlah negara terkait penerimaan warga Palestina yang terdampak akibat perang di Gaza.

Pemindahan ini, menurutnya, akan mempermudah Israel dalam mengelola situasi di wilayah tersebut.

Menurut laporan CNN yang mengutip seorang pejabat tinggi Israel, Tel Aviv sedang berupaya mencapai kesepakatan dengan lima negara, yaitu Sudan Selatan, Ethiopia, Libya, Indonesia, dan negara yang tidak diakui secara internasional, Somaliland.

Sebagai imbalan atas kesediaan menerima sebagian dari lebih dari 2 juta penduduk Gaza, negara-negara tersebut meminta kompensasi finansial dan dukungan internasional yang signifikan, menurut pejabat terkait soal isu tersebut.

Namun, pemerintah Sudan Selatan telah membantah laporan mengenai negosiasi tersebut, menyebutnya sebagai "tidak berdasar." Sebelumnya, Somaliland juga menolak gagasan ini.

Pekan lalu, Indonesia menyatakan kesediaannya untuk menerima 2.000 warga Palestina untuk perawatan medis, tetapi menegaskan bahwa setelah pulih, mereka akan kembali ke Gaza.

TerkaitTRT Global - Indonesia siapkan pusat medis untuk 2.000 warga Gaza Palestina yang terluka di Pulau Galang

Hingga saat ini, belum jelas apakah upaya Israel akan menghasilkan kesepakatan. Netanyahu belum memaparkan rencana lengkap terkait masa depan Gaza pasca perang, tetapi ia telah beberapa kali menyuarakan dukungan untuk pemindahan warga Palestina ke negara lain, sebuah ide yang sebelumnya diusulkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump.

Trump juga pernah mengusulkan untuk menjadikan Gaza sebagai "Riviera Timur Tengah" tanpa kehadiran warga Palestina.

Meskipun Trump kemudian tidak lagi mendukung gagasan tersebut, pemerintah Israel tetap melanjutkan pendekatan ini. Dalam wawancara dengan saluran televisi i24, Netanyahu menegaskan bahwa rencana ini bukanlah "pengusiran" warga Palestina, melainkan "memberi mereka kesempatan untuk pergi."

Ia juga mengimbau negara-negara yang mengaku peduli terhadap warga Palestina untuk "membuka pintu mereka" alih-alih mengkritik Israel.

Dalam wawancara yang sama, Netanyahu juga menyatakan dukungannya terhadap konsep "Israel Raya," yang memicu kecaman keras dari Mesir, Arab Saudi, dan Qatar. Negara-negara tersebut memperingatkan bahwa pernyataan semacam itu dapat merusak stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah.

Pernyataan Netanyahu muncul di tengah meningkatnya serangan Israel terhadap Gaza. Di Kota Gaza, yang dihuni lebih dari 1 juta warga Palestina, setidaknya 123 orang dilaporkan tewas dalam 24 jam terakhir, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza.

Organisasi kemanusiaan menuduh Israel memblokir bantuan penting, yang memperburuk kelaparan di wilayah tersebut. Lebih dari 200 orang dilaporkan meninggal akibat kekurangan gizi di Gaza.

TerkaitTRT Global - Rasa takut dan ketidakpastian menyelimuti Gaza di tengah rencana aneksasi Israel
SUMBER:TRT Indonesia & Agensi
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us