TikTok, platform berbagi video milik ByteDance, menghentikan sementara fitur TikTok LIVE di Indonesia selama beberapa hari. Keputusan ini diambil menyusul meningkatnya kekerasan dalam gelombang protes yang berlangsung di berbagai kota di Indonesia.
Dalam pernyataan resmi pada Sabtu, juru bicara TikTok mengatakan, “Menyusul meningkatnya kekerasan dalam protes di Indonesia, kami mengambil langkah keamanan tambahan untuk memastikan TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan tertib. Sebagai bagian dari langkah ini, kami secara sukarela menangguhkan fitur TikTok LIVE selama beberapa hari ke depan di Indonesia.”
TikTok menegaskan bahwa pihaknya akan terus menghapus konten yang melanggar pedoman komunitas. Di Indonesia, platform ini memiliki lebih dari 100 juta akun aktif, menjadikannya salah satu pasar terbesar bagi TikTok di dunia.
Penghentian fitur siaran langsung ini dilakukan di tengah kekhawatiran publik atas penyebaran konten yang dapat memperburuk ketegangan dan memicu kerusuhan lebih luas. Dengan langkah ini, TikTok berharap dapat menekan risiko penyebaran informasi yang tidak terkendali dan menjaga keamanan penggunanya.
Gelombang protes awalnya dipicu oleh isu tunjangan mewah anggota DPR dan memuncak setelah seorang pengemudi ojek online tewas tertabrak kendaraan Brimob. Kerusuhan ini telah menelan delapan korban jiwa, melukai lebih dari 700 orang, dan menahan sekitar 1.200 demonstran. Kerusakan infrastruktur di Jakarta diperkirakan mencapai Rp50,4 miliar.
PBB telah menyerukan investigasi terhadap dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat keamanan dalam menangani demonstrasi.
Dengan lebih dari 100 juta pengguna aktif di Indonesia, TikTok menjadi platform penting bagi generasi muda. Langkah penangguhan sementara fitur LIVE mencerminkan upaya perusahaan untuk menyeimbangkan kebebasan berekspresi dengan tanggung jawab sosial dalam situasi politik yang sensitif.
