India dan Pakistan, dua negara yang saling meluncurkan roket dan rudal pada bulan Mei tahun ini, jarang sekali sepakat dalam isu-isu internasional.
Oleh karena itu, menjadi hal yang langka ketika kedua negara tetangga bersenjata nuklir ini mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu yang sama-sama mengutuk pembunuhan jurnalis di Gaza oleh Israel sebagai tindakan yang "keji" dan "mengejutkan".
Islamabad dan New Delhi mengeluarkan siaran pers terpisah sebagai tanggapan atas serangan Israel pada hari Senin terhadap Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, yang menewaskan setidaknya 47 warga Palestina, termasuk enam jurnalis, sehingga memicu kecaman global.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menggambarkan serangan tersebut sebagai tindakan yang "tidak dapat diterima dan keji", serta menyatakan bahwa penargetan terus-menerus terhadap warga sipil dan jurnalis merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia internasional, hukum kemanusiaan, dan kebebasan pers.
Pakistan kembali menyerukan kepada komunitas internasional untuk "meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan keji tersebut dan mengambil langkah konkret untuk mengakhiri impunitas Israel," demikian pernyataan tersebut.
India juga menyatakan bahwa pembunuhan jurnalis di Gaza adalah "mengejutkan dan sangat disesalkan", serta mengutuk hilangnya nyawa warga sipil dalam konflik tersebut.
"Pembunuhan jurnalis sangat mengejutkan dan sangat disesalkan. India selalu mengutuk hilangnya nyawa warga sipil dalam konflik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Randhir Jaiswal, dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan: "Kami memahami bahwa pihak berwenang Israel telah memulai penyelidikan."
Para kritikus berpendapat bahwa India, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, semakin dekat dengan Israel, meskipun negara tersebut secara historis mendukung Palestina dan solusi dua negara.
Modi juga termasuk di antara pemimpin pertama yang mengutuk serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Cuitannya, yang menyebut Hamas sebagai "teroris", menandai perubahan dari kebijakan India yang sebelumnya tidak secara resmi menetapkan kelompok perlawanan Palestina tersebut sebagai organisasi teroris.
Korban jiwa baru di kalangan jurnalis di Gaza membuat jumlah jurnalis Palestina yang tewas dalam serangan Israel sejak Oktober 2023 mencapai 246 orang.
Israel telah membunuh lebih banyak jurnalis dalam dua tahun terakhir dibandingkan konflik lainnya di dunia dalam waktu dekat ini.