Sedikitnya empat orang tewas dan lima lainnya terluka setelah Israel menggempur ibu kota Yaman, Sanaa, dengan menargetkan sejumlah lokasi, termasuk pembangkit listrik dan fasilitas minyak.
Seorang juru bicara kementerian kesehatan di Sanaa melaporkan empat orang meninggal dan 67 orang terluka akibat serangan tersebut, memperbarui jumlah korban sebelumnya.
Sumber keamanan Houthi mengatakan kepada AFP bahwa serangan menargetkan sebuah gedung di pusat kota Sanaa. Sementara itu, televisi kelompok tersebut, Al-Masirah, melaporkan bahwa serangan juga mengenai fasilitas perusahaan minyak serta pembangkit listrik di selatan kota yang sebelumnya sempat dihantam pada Minggu lalu.
Warga Sanaa menyebut serangan mengarah ke wilayah sekitar kompleks kepresidenan, pangkalan rudal, serta pembangkit listrik dan minyak. Militer Israel belum memberikan komentar terkait serangan ini.
Serangan udara terbaru Israel terjadi hanya beberapa hari setelah Houthi menembakkan amunisi klaster ke arah Israel, menurut laporan media lokal.
Seorang pejabat Angkatan Udara Israel, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan proyektil yang ditembakkan dari Yaman ke Israel pada Jumat malam menandai ancaman baru. Rudal itu adalah amunisi klaster—proyektil yang meledak menjadi banyak bahan peledak kecil.
Penggunaan bom klaster membuat sistem pertahanan Israel lebih sulit untuk mencegatnya.
Selama lebih dari 22 bulan terakhir, Houthi telah meluncurkan rudal dan drone ke arah Israel serta menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Mereka menyatakan aksi itu sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di tengah perang brutal Israel di Gaza.
Sejak awal perang Israel di Gaza pada Oktober 2023, Houthi berulang kali menembakkan rudal dan drone ke arah Israel, dengan alasan mendukung perjuangan Palestina.