Pihak berwenang Mesir telah menahan lebih dari 200 aktivis pro-Palestina di Kairo menjelang aksi pawai internasional yang bertujuan untuk menembus blokade Israel di Gaza, menurut penyelenggara pada hari Kamis.
Ribuan orang yang berpartisipasi dalam Global March to Gaza berencana untuk melakukan perjalanan ke perbatasan Rafah Mesir dengan wilayah Palestina pada hari Jumat untuk menyerukan akses bantuan kemanusiaan yang lebih besar.
“Lebih dari 200 peserta ditahan di bandara Kairo atau diinterogasi di hotel-hotel di seluruh Kairo,” kata juru bicara pawai tersebut, Saif Abukeshek, kepada AFP.
Aktivis yang ditahanan termasuk orang-orang dari Aljazair, Australia, Prancis, Maroko, Belanda, Spanyol, dan Amerika Serikat, tambahnya.

Petugas berpakaian sipil memasuki hotel-hotel di Kairo pada hari Rabu dengan membawa daftar nama, menginterogasi aktivis, dan dalam beberapa kasus, menyita ponsel serta menggeledah barang-barang pribadi, kata Abukeshek.
“Setelah diinterogasi, beberapa ditangkap, dan lainnya dibebaskan.”
Di bandara Kairo, beberapa tahanan ditahan selama berjam-jam tanpa penjelasan, tambah Abukeshek, sementara yang lain dideportasi, meskipun ia tidak merinci jumlahnya.
Lebih dari 20 aktivis Prancis yang berencana bergabung dalam pawai ditahan di bandara Kairo selama 18 jam, katanya.
“Apa yang terjadi benar-benar di luar dugaan,” ujar Abukeshek.
Rekaman yang dibagikan kepada AFP menunjukkan puluhan orang dengan barang bawaan mereka berdesakan di dalam ruang tahanan di bandara.
“Kami dikurung di sini di ruangan ini bersama begitu banyak orang -- sekitar 30-40 orang,” kata seorang warga negara Jerman dalam sebuah video.
“Saya menghubungi kedutaan, dan mereka mengatakan bahwa pihak mereka sedang mencoba mencari solusi,” tambahnya.

Video lain yang diperoleh AFP menunjukkan lebih dari 30 orang di atas penerbangan deportasi dari Kairo meneriakkan dalam bahasa Prancis: “Dunia bersama kalian... Gaza... Gaza.”
Seorang turis Prancis, yang sempat ditahan dan dibebaskan pada Kamis pagi, mengatakan kepada AFP bahwa ia ditahan di sebuah ruangan di bandara Kairo bersama sekitar 15 orang lainnya.
Berbicara dengan syarat anonim, ia mengatakan melihat antara 50 hingga 60 orang dihentikan, termasuk orang tua dan keluarga.
Kontingen Yunani mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa puluhan warga negara Yunani termasuk di antara mereka yang ditahan di bandara Kairo, tetapi kemudian dibebaskan setelah 10 jam dalam tahanan.
Peyelenggara Global March to Gaza mengatakan beberapa orang mulai dibebaskan setelah staf diplomatik tiba di bandara Kairo untuk memberikan “bantuan konsuler kepada peserta yang ditahan.”
Tekanan terhadap Israel
Setelah 20 bulan perang, Israel menghadapi tekanan internasional yang meningkat untuk mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza, yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa disebut sebagai “tempat paling lapar di dunia.”
Israel telah meminta pihak berwenang Mesir “untuk mencegah kedatangan para pengunjuk rasa di perbatasan Mesir-Israel.”
Tindakan semacam itu “akan membahayakan keselamatan tentara (Israel) dan tidak akan diizinkan,” kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz.
Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa meskipun mereka mendukung upaya untuk memberikan “tekanan pada Israel,” setiap delegasi asing yang mengunjungi daerah perbatasan harus mendapatkan persetujuan melalui saluran resmi.
Konvoi Afrika Utara
Konvoi lain yang disebut Soumoud, atau keteguhan dalam bahasa Arab, meninggalkan ibu kota Tunisia pada hari Senin dengan bus dan mobil, berharap untuk melewati Libya yang terpecah dan Mesir - yang menurut penyelenggara belum memberikan izin perjalanan - untuk mencapai Gaza.
Konvoi tersebut tiba di Tripoli - ibu kota Libya yang dikendalikan oleh pemerintah yang diakui secara internasional - pada hari Rabu.
Pemerintah saingan di timur, yang setia kepada pasukan komandan militer Khalifa Haftar, menyambut pada hari Kamis “inisiatif rakyat yang berani ini,” tetapi menambahkan bahwa konvoi tersebut harus mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Mesir untuk mengunjungi daerah perbatasan dengan Gaza.
Global March to Gaza, yang berkoordinasi dengan Soumoud, mengatakan sekitar 4.000 peserta dari lebih dari 40 negara akan ambil bagian dalam pawai hari Jumat, dengan banyak yang sudah tiba.
Menurut rencana, peserta akan melakukan perjalanan dengan bus ke kota El-Arish di Semenanjung Sinai yang dijaga ketat sebelum berjalan sejauh 50 kilometer (30 mil) menuju perbatasan dengan Gaza.
Mereka kemudian akan berkemah di sana sebelum kembali ke Kairo pada 19 Juni.
Abukeshek mengatakan bahwa penyelenggara telah mengajukan beberapa permintaan kepada pihak berwenang Mesir, tetapi mereka “belum menerima tanggapan apa pun.”
“Kami akan terus melanjutkan meskipun apa yang terjadi karena jumlah saat ini di Mesir dan mereka yang diharapkan tiba sudah cukup untuk mengorganisir pawai ini,” katanya.