Banjir bandang melanda dua pulau di Indonesia, termasuk destinasi wisata populer Bali, menewaskan setidaknya 13 orang, sementara enam lainnya dilaporkan hilang, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Hujan deras sejak Selasa malam menyebabkan banjir di lima kabupaten di Bali serta ibu kota provinsi, Denpasar, yang memaksa hampir 200 orang mengungsi, kata juru bicara BNPB Abdul Muhari dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Ia menyebutkan bahwa sembilan orang ditemukan tewas di Bali pada Rabu malam, meningkat dari laporan sebelumnya yang menyebutkan dua korban jiwa.
Dua orang lainnya masih dinyatakan hilang, tambah Abdul.
Sekitar 85 orang dievakuasi ke tempat penampungan sementara di Kabupaten Jembrana, Bali bagian barat daya, sementara 108 orang lainnya mengungsi di lokasi lain, termasuk sebuah sekolah dasar, jelasnya.
Banjir bandang
Banjir bandang juga melanda Pulau Flores di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada hari Senin, memutus akses jalan dan layanan telepon di 18 desa, kata Abdul dalam pernyataan terpisah.
Kepala BNPB Suharyanto menyebutkan bahwa banjir di Kabupaten Nagekeo, Flores, menewaskan empat orang, sementara empat lainnya masih hilang.
Ia juga menambahkan bahwa beberapa wilayah di Bali masih tergenang air pada hari Rabu, meskipun banjir di Flores sudah mulai surut.
Musim hujan tahunan di Indonesia, yang biasanya berlangsung antara November hingga April, sering kali menyebabkan tanah longsor, banjir bandang, dan penyakit yang ditularkan melalui air.
Krisis iklim telah memengaruhi pola badai, termasuk durasi dan intensitas musim hujan, yang menyebabkan hujan lebih lebat, banjir bandang, dan angin kencang yang lebih kuat.
Banjir dan tanah longsor di Pulau Jawa pada bulan Maret menewaskan tiga orang dan menyebabkan lima lainnya hilang setelah hujan deras menggenangi dua lusin kota.
Pada bulan Januari, setidaknya 25 orang tewas ketika banjir dan tanah longsor melanda sebuah kota di Jawa Tengah.
