ASIA
3 menit membaca
Menteri Pertahanan RI dan Singapura perkuat kerja sama strategis di bidang pertahanan
Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, dan Menteri Pertahanan Singapura, Chan Chun Sing, menggelar pertemuan di Jakarta untuk membahas penguatan kerja sama pertahanan, termasuk pelatihan bersama dan latihan gabungan demi stabilitas kawasan.
Menteri Pertahanan RI dan Singapura perkuat kerja sama strategis di bidang pertahanan
Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin terima kunjungan kehormatan Menhan Singapura Chan Chun Sing di Kemenhan, Jakarta, Selasa (5/8/2025). Foto: Kemenhan RI
6 Agustus 2025

Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Singapura, H.E. Mr. Chan Chun Sing, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (5/8/2025). Pertemuan bilateral ini menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan kedua negara di bidang pertahanan, terutama di tengah dinamika geopolitik kawasan Asia Tenggara yang semakin kompleks.

Menhan Sjafrie menyampaikan apresiasi atas kedatangan Menhan Singapura yang juga pernah menjabat sebagai Atase Pertahanan Singapura di Jakarta. “Beliau pernah menjadi Atase Pertahanan Singapura di Jakarta saat saya menjabat sebagai Kapuspen TNI. Kini beliau kembali ke Jakarta sebagai Menteri Pertahanan, ini menjadi kesempatan berharga untuk mempererat hubungan bilateral yang sudah lama terjalin,” ujar Sjafrie, dikutip dari press release Kemenhan RI.

Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen kedua negara untuk meningkatkan dialog strategis dan kerja sama operasional yang telah berjalan selama beberapa tahun terakhir. Dengan latar belakang kerja sama yang kuat, kedua menteri membahas berbagai inisiatif konkret untuk meningkatkan efektivitas dan cakupan kerja sama pertahanan.

Fokus pada latihan gabungan dan pengembangan kapasitas

Dalam pertemuan tersebut, fokus utama adalah penguatan pelatihan bersama dan latihan gabungan antar angkatan bersenjata. Menhan Sjafrie dan Menhan Chan sepakat untuk memperluas frekuensi latihan militer yang akan dilakukan secara bergantian di Indonesia dan Singapura.

Selain latihan gabungan, kerja sama juga mencakup pengiriman perwira terbaik dari kedua negara untuk mengikuti program pelatihan militer bersama. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan teknis, taktis, serta memperkuat interoperabilitas antar pasukan.

Menurut pakar pertahanan dari Lembaga Studi Pertahanan Asia, Dr. Raden Prasetyo, kerja sama seperti ini sangat penting untuk menghadapi tantangan keamanan bersama, termasuk ancaman terorisme, kejahatan lintas negara, dan ketegangan regional. “Latihan bersama dan pelatihan silang antar perwira memperkuat sinergi dan saling pengertian, yang sangat krusial dalam menjaga stabilitas kawasan,” kata Dr. Raden.

Peran strategis indonesia dalam menjaga perdamaian regional

Selain aspek teknis, Menhan Sjafrie juga menekankan posisi Indonesia sebagai negara mediator dan penjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Dalam forum ASEAN Defense Ministers Meeting (ADMM), Indonesia berperan aktif mendorong dialog untuk meredakan ketegangan, terutama yang berkaitan dengan sengketa di Laut China Selatan.

“Kami fokus pada dialog konstruktif dan menghindari tindakan yang bisa memperuncing situasi,” ujar Sjafrie. Indonesia juga mengambil pelajaran dari ketegangan masa lalu antara Thailand dan Kamboja sebagai contoh pentingnya menjaga komunikasi antar negara tetangga.

Menhan Sjafrie menegaskan bahwa Indonesia, sebagai negara berdaulat terbesar di ASEAN, berkomitmen menjaga perdamaian dan stabilitas regional, sambil tetap siaga terhadap berbagai potensi ancaman. Komitmen ini sejalan dengan upaya memperkuat kerja sama pertahanan yang tidak hanya terbatas pada bilateral, tapi juga dalam kerangka ASEAN dan kerjasama multilateral lainnya.

TerkaitTRT Global - Kamboja meminta Thailand untuk membebaskan tentara yang ditahan saat gencatan senjata berlangsung

Tantangan dan peluang kerja sama pertahanan kawasan

Penguatan kerja sama antara Indonesia dan Singapura juga dinilai memiliki potensi besar untuk mengatasi tantangan keamanan yang terus berkembang di Asia Tenggara. Ketegangan geopolitik, persaingan kekuatan besar, hingga ancaman non-tradisional seperti kejahatan siber dan pandemi, menjadi isu yang membutuhkan respons bersama.

Dalam konteks ini, latihan bersama dan pelatihan gabungan tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan militer, tetapi juga memperkuat diplomasi pertahanan. “Kerja sama ini memberikan sinyal kuat bahwa negara-negara ASEAN dapat bersatu untuk menghadapi ancaman bersama, sekaligus membangun kepercayaan yang diperlukan dalam menjaga keamanan dan stabilitas kawasan,” tutup Dr. Raden Prasetyo.

Dengan pondasi yang semakin kuat, diharapkan kerja sama pertahanan Indonesia dan Singapura terus berkembang, memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara.

TerkaitTRT Global - India-Filipina gelar latihan militer pertama di Laut China Selatan, China luncurkan patroli balasan


SUMBER:TRT Indonesia
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us