PERANG GAZA
3 menit membaca
Indonesia siap kirim 10.000 ton beras ke Gaza di tengah krisis kemanusiaan
Pemerintah akan kirim 10.000 ton beras ke Gaza lewat jalur darat sebagai respons atas krisis kemanusiaan, blokade Israel, dan kelaparan parah yang melanda lebih dari 2 juta warga Palestina.
Indonesia siap kirim 10.000 ton beras ke Gaza di tengah krisis kemanusiaan
Anak-anak Gaza yang kesulitan mendapatkan makanan akibat blokade yang diberlakukan oleh Israel, menunggu untuk menerima makanan panas di Gaza. / AA
sehari yang lalu

Pemerintah Indonesia mengumumkan rencana pengiriman 10.000 ton beras ke Jalur Gaza, sebagai bagian dari upaya bantuan kemanusiaan di tengah meningkatnya krisis kelaparan dan serangan militer Israel yang terus berlangsung. 

Dalam sebuah pidato kemanusiaan pada Aksi Akbar Bela Palestina yang digelar di Lapangan Monas, Jakarta, pada Minggu, 3 Agustus 2025, Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, menyampaikan bahwa langkah tersebut merupakan “tindakan nyata” dari Indonesia untuk mendukung rakyat Palestina yang terkepung dan dilanda bencana kemanusiaan.

“Koridor kemanusiaan yang diblokir telah merenggut nyawa anak-anak dan bayi. Gambar-gambar yang keluar dari Gaza pasti akan mengguncang siapa pun yang masih memiliki rasa kemanusiaan,” ujar Sugiono dalam pidatonya, seperti dikutip oleh kantor berita Antara.

Ia juga mengutuk keras penggunaan kelaparan sebagai senjata oleh Israel, dan mendesak agar koridor kemanusiaan dibuka tanpa hambatan.

Pemerintah Indonesia, melalui perusahaan pangan milik negara Perum Bulog, telah menyiapkan 10.000 ton beras kualitas terbaik untuk dikirim ke Gaza.

“Kami telah memastikan bahwa beras tersebut berkualitas terbaik [...] Ini bukan hanya soal makanan, tetapi juga solidaritas,” kata Wakil Kepala Bulog Jakarta, Rizky Puspitasari Umagaf, tambah laporan dari Jakarta Post pada Selasa.

Menurut data Kementerian Luar Negeri, Indonesia telah menyalurkan lebih dari 4.400 ton logistik dan ratusan miliar Rupiah dalam bentuk bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak awal konflik.

TerkaitTRT Global - Indonesia gelar aksi menolak genosida di Gaza, tuntut solidaritas internasional

Krisis kelaparan 

Kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Militer Israel yang kini memasuki tahun kedua telah menyebabkan lebih dari 2,1 juta warga Palestina menghadapi serangan udara tanpa henti, pengungsian massal, runtuhnya sistem kesehatan, dan kekurangan pangan akut.

Menurut laporan Integrated Food Security Phase Classification (IPC) pada Juli memperingatkan bahwa hampir 50 persen populasi Gaza mengalami kelaparan “kritis,” tingkat tertinggi dalam skala klasifikasi tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengungkapkan bahwa kelangkaan bahan bakar dan gas memasak semakin menghambat upaya bantuan. Banyak dapur umum di Gaza melaporkan penurunan tajam dalam jumlah makanan yang disajikan. Antara April hingga Juni, distribusi makanan turun hingga 80 persen, bahkan beberapa dapur terpaksa menggunakan limbah beracun sebagai bahan bakar.

Mengutip Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), juru bicara Farhan Haq dalam konferensi pers pada hari Selasa, mencatat bahwa "orang-orang terus berjuang untuk bertahan hidup di Gaza. Dengan meningkatnya kelaparan, volume pasokan yang masuk ke Gaza tetap tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat."

Anggota Komisi I DPR RI menyambut baik langkah pemerintah Indonesia, namun menyerukan kolaborasi erat dengan lembaga-lembaga internasional terpercaya seperti UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina) dan ICRC (Komite Internasional Palang Merah), guna memastikan bantuan sampai ke tangan yang membutuhkan secara tepat dan efisien.

TerkaitTRT Global - Indonesia kirim tim medis keempat, terus bantu warga Gaza hadapi krisis kemanusiaan
SUMBER:TRT Indonesia & Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us