Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu pagi pukul 05.38 waktu setempat. Pusat gempa berada di darat pada kedalaman 10 kilometer dengan koordinat 1,30 LS dan 120,62 BT, sekitar 18 kilometer barat laut Poso. Meski guncangan dirasakan kuat selama sekitar 15 detik, BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Sebagian besar warga di Kecamatan Poso Pesisir, termasuk Desa Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, dan Lape, merasakan dampak gempa dengan kepanikan warga yang berhamburan keluar rumah mencari tempat aman. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, menginstruksikan jajarannya untuk segera memperkuat koordinasi dengan unsur daerah dan mengirim tim ke lokasi guna melakukan monitoring dan pendampingan.
Dalam laporan yang dilakukan BPBD Kabupaten Poso, sebanyak 29 orang mengalami luka-luka, dengan 13 orang dirujuk ke RSUD Poso, termasuk dua orang dalam kondisi kritis, dan enam lainnya menjalani perawatan di Puskesmas Tokorondo. Sementara itu, satu unit fasilitas ibadah, yakni Gereja Jemaat Elim di Desa Masani, mengalami kerusakan akibat reruntuhan bangunan yang tengah dalam tahap konstruksi.
Satu warga dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan tersebut saat sedang mengikuti ibadah pagi di gereja tersebut.
“Para jemaat tertimpa material kayu dan batako dari bangunan gereja yang masih dalam tahap konstruksi,” ujar laporan pada Minggu malam.
Data sementara juga menunjukkan kerusakan rumah, dengan 12 unit rumah rusak berat dan 33 unit rumah rusak ringan.
BPBD Kabupaten Sigi juga melaporkan guncangan gempa yang dirasakan sedang selama sekitar 7 detik. Meski demikian, hingga laporan ini dirilis, belum ada korban jiwa maupun kerusakan signifikan di wilayah tersebut.
Respon darurat
Untuk merespon keadaan darurat, BNPB menggelar rapat koordinasi melalui ruang komunikasi digital yang dipimpin Deputi Bidang Penanganan Darurat Mayjen TNI Budi Irawan, bersama jajaran pemerintah daerah, BPBD, dan forkopimda Kabupaten Poso. Tim Reaksi Cepat BNPB dijadwalkan berangkat ke lokasi pada Senin pagi dengan membawa bantuan berupa makanan siap saji, tenda pengungsi, tenda keluarga, hygiene kit, selimut, dan matras.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap potensi gempa susulan.
Selain itu, warga disarankan untuk menghindari bangunan yang retak atau berpotensi roboh, memastikan jalur evakuasi bebas hambatan, menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok dan obat-obatan, serta mematikan aliran listrik, gas, dan air untuk mencegah risiko kebakaran atau kebocoran.
BNPB juga mengingatkan agar masyarakat hanya mengikuti informasi resmi dari BNPB, BMKG, dan BPBD melalui kanal terpercaya serta tidak mudah terpancing oleh hoaks atau informasi yang belum terverifikasi.