Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa bersama Kedutaan Besar RI di Oslo menggelar Indonesia–Europe Business Forum (IEBF) 2025 pada 8–9 September 2025, menurut pernyataan resmi di situs Kemlu.
Acara di Oslo diikuti oleh 16 instansi dari Norwegia dan Denmark, terdiri atas perusahaan energi terbarukan, lembaga pembiayaan, serta perwakilan pemerintah Norwegia. Fokus utama pertemuan adalah memperkuat kerja sama energi baru terbarukan (EBT), pengembangan industri pendukung, dan investasi hijau.
Forum yang bertema “Indonesia–Europe Synergy for New and Renewable Energy” ini melanjutkan rangkaian IEBF sebelumnya yang diselenggarakan di Berlin pada 3–5 September 2025.
Ketua Delegasi RI, Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kemlu RI, Dindin Wahyudin, menegaskan pentingnya percepatan transisi energi di Indonesia.
“Indonesia membutuhkan kemitraan yang menggabungkan investasi, teknologi, dan inovasi. Eropa, dengan teknologi energi bersih yang maju dan komitmen kebijakan yang kuat, adalah mitra strategis bagi Indonesia,” ujarnya.
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan melimpah: lebih dari 28 gigawatt panas bumi, rata-rata radiasi surya 4,8 kWh/m² per hari, serta sumber daya hidro dan biomassa yang tersebar di seluruh Nusantara.
Namun, pemanfaatannya membutuhkan skema pembiayaan inovatif, transfer teknologi, dan pembangunan infrastruktur.
Kementerian ESDM memperkirakan kebutuhan investasi mencapai $1.108 miliar hingga 2060, atau sekitar $28,5 miliar per tahun. Sementara itu, PLN memproyeksikan kebutuhan sekitar USD 188 miliar berdasarkan RUPTL 2025–2034 untuk pembangkit EBT, modernisasi jaringan transmisi, dan distribusi listrik. Dengan keterbatasan APBN, peran investasi asing, khususnya dari Eropa, dinilai sangat penting.
Norwegia diharapkan dapat menjadi salah satu mitra kunci Indonesia dalam gebrakan transisi energi.
Sebagai anggota International Partners Group (IPG) dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP), Norwegia telah menyalurkan investasi melalui Norfund Climate Investment Fund. Investasi perdana sebesar USD 29,6 juta telah diumumkan untuk proyek energi terbarukan di Indonesia, bagian dari komitmen jangka panjang Norwegia senilai $250 juta (NOK 2,5 miliar). Sinergi tersebut semakin diperkuat melalui penandatanganan Joint Declaration kerja sama bilateral pada Juni 2025.
Duta Besar RI untuk Norwegia, Teuku Faizasyah, menegaskan bahwa Indonesia menawarkan salah satu lanskap investasi energi bersih paling menjanjikan di dunia.
“Forum ini adalah jembatan antara teknologi dan sumber daya, serta antara modal dan peluang. Dengan menyatukan kekuatan, kita dapat mewujudkan masa depan energi yang berkelanjutan,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, PLN Indonesia Power menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Saltfoss Energi dari Denmark untuk melakukan kajian bersama pemanfaatan teknologi nuklir generasi baru. Kesepakatan ini menegaskan peran IEBF sebagai katalis lahirnya kerja sama konkret.
Delegasi Indonesia melibatkan PLN, PLN Indonesia Power, PLN Nusantara Power, Pertamina New and Renewable Energy, serta Sekretariat JETP. Agenda IEBF 2025 di Oslo mencakup diskusi panel, sesi tematik terkait EBT dan blended finance, one-on-one business matching, hingga kunjungan lapangan.
Melalui forum ini, Indonesia menegaskan komitmennya memperkuat sinergi dengan Eropa dalam mempercepat transisi energi, membuka peluang investasi hijau, dan membangun masa depan energi yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan.
