PERANG GAZA
2 menit membaca
Australia serang Netanyahu usai komentarnya Albanese sebagai 'pemimpin yang lemah'
Canberra tetap guguh dalam pengakuan atas status kenegaraan Palestina setelah Perdana Menteri Israel menuduh Albanese berkhianat.
Australia serang Netanyahu usai komentarnya Albanese sebagai 'pemimpin yang lemah'
Canberra tetap guguh dalam pengakuan atas status kenegaraan Palestina. / Reuters
21 jam yang lalu

Australia memberikan tanggapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, setelah ia menyebut Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, sebagai "politisi lemah yang mengkhianati Israel," dalam eskalasi terbaru ketegangan antara kedua negara.

Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke, mengatakan bahwa pernyataan Netanyahu menunjukkan bahwa ia adalah "pemimpin yang frustrasi dan melampiaskan kemarahannya."

"Kekuatan tidak diukur dari seberapa banyak orang yang bisa Anda ledakkan atau seberapa banyak anak yang bisa Anda biarkan kelaparan," kata Burke kepada ABC.

"Apa yang kita lihat dari beberapa tindakan yang mereka ambil adalah isolasi Israel yang terus berlanjut dari dunia, dan itu juga bukan untuk kepentingan mereka."

Pernyataan ini muncul setelah Canberra mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan mengakui negara Palestina, bergabung dengan Prancis, Kanada, dan Inggris.

Netanyahu bereaksi keras, menuduh Albanese "meninggalkan komunitas Yahudi Australia."

Hubungan antara kedua negara memburuk secara tajam dalam beberapa hari terakhir.

TerkaitTRT Global - Australia akan akui negara Palestina di Sidang Umum PBB pada September — Albanese

Pembatalan visa

Pada hari Senin, Australia membatalkan visa politisi sayap kanan Israel, Simcha Rothman, dengan alasan bahwa tur yang direncanakan akan "menyebarkan perpecahan."

Israel merespons pada hari Selasa dengan mencabut visa yang dimiliki oleh diplomat Australia untuk Otoritas Palestina.

Postingan Netanyahu di X pada larut malam semakin memanaskan situasi: "Sejarah akan mengingat Albanese sebagai apa adanya: seorang politisi lemah yang mengkhianati Israel dan meninggalkan komunitas Yahudi Australia."

Australia telah lama dianggap sebagai teman dekat Israel, dengan Melbourne pernah menjadi rumah bagi komunitas penyintas Holocaust terbesar per kapita di luar Israel.

Namun, genosida di Gaza telah mengubah hubungan tersebut.

Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, pekan lalu mengatakan bahwa Netanyahu telah "kehilangan arah," karena Israel semakin terisolasi secara internasional.

Selandia Baru juga menyatakan bahwa mereka mempertimbangkan untuk mengakui Palestina.

Hubungan antara Australia dan Israel sebelumnya sudah tegang akibat gelombang serangan anti-Semit di Sydney dan Melbourne pada akhir tahun lalu.

SUMBER:TRT World & Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us