China, Rusia, dan Mongolia mengadakan latihan gabungan pertahanan perbatasan pertama mereka minggu ini, menurut pernyataan militer China, menyoroti koordinasi keamanan yang semakin erat di antara ketiga negara tetangga tersebut.
Latihan yang diberi nama "Kerja Sama Pertahanan Perbatasan - 2025" ini berlangsung pada hari Senin dan Selasa di wilayah perbatasan yang tidak disebutkan, yang berbatasan dengan ketiga negara tersebut, menurut pernyataan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di akun resmi Weibo mereka.
Latihan langsung ini bertujuan untuk "meningkatkan kerja sama strategis di antara ketiga pihak, memperkuat kemampuan menghadapi ancaman keamanan perbatasan, dan lebih lanjut memperkokoh kepercayaan strategis bersama," menurut pernyataan militer tersebut.
Selama latihan, sebuah pos komando gabungan didirikan di wilayah China dengan prinsip "siapa pun yang wilayahnya, pihak tersebut memimpin, dengan konsultasi multilateral dan komando paralel," demikian disebutkan dalam unggahan Weibo tersebut.
Latihan ini dilakukan setelah pertemuan trilateral antara para pemimpin ketiga negara di Beijing pada 2 September, sehari setelah Presiden China Xi Jinping menjadi tuan rumah bagi lebih dari 20 pemimpin negara non-Barat dalam KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), di mana ia mendorong tatanan keamanan dan ekonomi global yang baru.
Mongolia sejauh ini memilih untuk tetap menjadi negara pengamat di SCO sejak 2004, meskipun negara-negara lain seperti India, Pakistan, dan Iran telah menjadi anggota penuh.
Beijing terus mendorong tetangganya yang lebih kecil itu untuk bergabung sebagai anggota penuh dalam kelompok yang terdiri dari 10 negara tersebut.
