Indonesia telah mengintensifkan misi kemanusiaannya di Gaza, dengan terus mengirimkan bantuan melalui udara sementara warga Palestina berjuang untuk bertahan hidup di bawah blokade dan pemboman tanpa henti Israel.
Satuan Tugas Garuda Merah Putih II Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah menerjunkan 9,9 ton paket bantuan ke Jalur Gaza bagian tengah, penerjunan paket bantuan kemanusiaan ke sekian kalinya bulan ini menurut pernyataan pada hari Selasa, 26 Agustus,
Operasi ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih besar, yang diluncurkan bekerja sama dengan Yordania pada 17 Agustus, bertepatan dengan peringatan 80 tahun Kemerdekaan Indonesia.Pasukan Indonesia telah mengirimkan lebih dari 80 ton makanan, obat-obatan, dan kebutuhan sehari-hari. Misi 12 hari ini, yang melibatkan 66 personel dan dua pesawat C-130J Super Hercules, dijadwalkan berakhir pada hari Kamis.
Bantuan tersebut merupakan bagian dari pengiriman kemanusiaan seberat 800 ton yang berangkat dari Jakarta pada 13 Agustus untuk diberangkatkan ke Yordania. Paket-paket yang diterjunkan tersebut berisi makanan siap saji, perlengkapan medis, dan kebutuhan pokok.
Rekaman yang dirilis oleh TNI menunjukkan kotak-kotak diturunkan dengan parasut ke Gaza, meskipun beberapa telah mendarat di area yang ditetapkan sebagai zona merah oleh militer Israel, zona yang sangat sulit dijangkau oleh warga Gaza.
Misi ini menandai pengiriman udara skala besar kedua Indonesia ke Gaza. Pada April 2024, pasukan Indonesia menyelesaikan misi 10 hari yang mengirimkan 900 paket makanan dan obat-obatan melalui udara.

Pembantaian Israel di Gaza
Misi ini berlangsung di tengah kampanye genosida Israel yang sedang berlangsung, yang telah menewaskan lebih dari 62.800 warga Palestina sejak Oktober 2023. Kehancuran di wilayah tersebut telah menempatkan warga Gaza di ambang kelaparan.
Laporan sejumlah organisasi bantuan global tentang Krisis Pangan baru-baru ini memperingatkan bahwa Kota Gaza sudah berada dalam kondisi kelaparan tahap akhir, dengan risiko kelaparan menyebar ke seluruh wilayah jika pembatasan bantuan oleh Israel terus berlanjut.
Tekanan terhadap Israel oleh masyarakat internasional juga meningkat. Kota-kota besar di belahan dunia telah melakukan unjuk rasa dengan ribuan hingga ratusan ribu peserta menentang kebijakan Israel dan menuntut kebebasan bagi warga Gaza.
Pada November 2023, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk PM Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas kampanye perangnya terhadap wilayah kantong tersebut.
Sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia telah lama menjadi pendukung kemerdekaan Palestina melalui kebijakan luar negeri, Indonesia juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Misi bantuan yang berkelanjutan mencerminkan urgensi kemanusiaan sekaligus solidaritas dengan penduduk Gaza yang terkepung dan kini berada dalam krisis kelaparan.
