DUNIA
3 menit membaca
Demonstrasi di Indonesia masih terus berlanjut saat militer dikerahkan di ibu kota
Setidaknya delapan orang tewas ketika protes nasional atas tunjangan anggota parlemen meningkat, yang mendorong pengerahan militer ke ibu kota Indonesia, Jakarta. PBB menyerukan pengendalian kekuatan yang berlebihan.
Demonstrasi di Indonesia masih terus berlanjut saat militer dikerahkan di ibu kota
Demonstrasi di depan gedung DPR masih terus berlanjut di Indonesia sementara TNI dikerahkan ke ibu kota. / AP
2 September 2025

Ribuan warga Indonesia berunjuk rasa di berbagai kota pada hari Senin ketika protes atas tunjangan gaji DPR berubah menjadi demonstrasi yang penuh kerusuhan, yang memicu pengerahan pasukan militer di Jakarta. Setidaknya delapan orang tewas sejak kerusuhan dimulai, menandai gelombang demonstrasi paling serius sejak Presiden Prabowo Subianto menjabat kurang dari setahun yang lalu.

Di ibu kota, sekitar 500 pengunjuk rasa berkumpul di dekat gedung DPR, diawasi ketat oleh tentara dan polisi. Massa bubar setelah Prabowo memperingatkan agar demonstrasi tidak dilanjutkan hingga matahari terbenam. 

Namun, di wilayah lain di Indonesia, ketegangan meningkat. Di Gorontalo, Sulawesi, bentrokan dengan polisi memicu gas air mata dan meriam air, sementara di Bandung, Jawa Barat, para demonstran melemparkan bom molotov dan petasan ke gedung DPRD. 

Protes juga menyebar ke Palembang, Banjarmasin, Yogyakarta, dan Makassar.

Gerakan protes ini dimulai minggu lalu sebagai respons atas laporan tunjangan perumahan anggota DPR yang hampir sepuluh kali lipat upah minimum Jakarta. Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi kekerasan setelah seorang pengemudi ojek online berusia 21 tahun, Affan Kurniawan, tewas tertabrak kendaraan BRIMOB, Polisi paramiliter Indonesia.

TerkaitTRT Global - 20 orang hilang, 8 tewas dalam gelombang demonstrasi terbesar sejak Prabowo berkuasa

"Tujuan utama kami adalah mereformasi DPR," kata Nafta Keisya Kemalia, seorang mahasiswa berusia 20 tahun, yang juga seorang demonstran, yang memperingatkan anggota DPR agar tidak menunggu hingga "darurat militer" diberlakukan.

Pihak berwenang sejak itu memperketat keamanan di seluruh ibu kota. Pos pemeriksaan, patroli militer, dan bahkan penembak jitu dikerahkan, membuat jalanan Jakarta yang biasanya padat menjadi sangat sepi. Sekolah-sekolah beralih ke pembelajaran daring, dan pegawai negeri sipil diperintahkan untuk bekerja dari rumah. 

Meskipun pemerintah telah membatalkan kebijakan kontroversial tersebut, para ahli berpendapat bahwa langkah-langkah tersebut mungkin tidak meredakan kemarahan publik. 

Suwardi, seorang pedagang kaki lima di Jakarta, menyuarakan rasa frustrasinya: "Kabinet dan DPR tidak mau mendengarkan permohonan rakyat. Kami selalu dibohongi," ujarnya kepada AFP.

Perhatian dunia juga tertuju pada Indonesia. Kantor Hak Asasi Manusia PBB mendesak penyelidikan atas laporan penggunaan kekuatan berlebihan dan menyerukan dialog untuk mengatasi keluhan. 

Gejolak ketidakstabilan politik dan gelombang kekerasan ini telah mengguncang pasar, dengan indeks saham Jakarta yang awalnya anjlok lebih dari tiga persen sebelum sedikit pulih hari ini.

Sementara itu, polisi mengatakan dua petugas yang terlibat dalam insiden fatal Kurniawan sedang diselidiki dan terancam dipecat. Kerusuhan telah menyebabkan penjarahan yang meluas, dengan beberapa rumah anggota parlemen diserang dan rumah menteri keuangan dijarah. 

Kekerasan mematikan terus berlanjut: tiga orang tewas dalam kebakaran yang terjadi saat protes di Makassar, seorang pria lainnya dipukuli hingga tewas oleh massa karena salah identitas, dan seorang mahasiswa di Yogyakarta tewas dalam bentrokan.

Presiden Prabowo telah membatalkan rencana perjalanan ke China untuk menghadiri peringatan Perang Dunia II di tengah krisis dan demonstrasi yang semakin memanas. 

Seiring dengan semakin dekatnya demonstrasi lanjutan, TikTok, yang memiliki lebih dari 100 juta pengguna. telah menangguhkan sementara fitur streaming langsungnya di Indonesia.

SUMBER:AFP
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us